Biografi Pond. Pest. Putri Al-Munawwiroh Dan Al-Husna Kempek
Nyai Hindun merupakan anak pertama dari K.H. Muhammad Munawwir dengan Nyai Salimah yang tinggal di kempek karena menikah dengan dengan K.H. Yusuf Harun (putra pertama dari K.H. Harun Abdul Jalil dengan Ny.Ummi Laila, Kempek Cirebon) dan K.H. Umar Sholeh (putra kedua dari K.H. Harun Abdul Jalil dengan Ny. Mutimmah, Kempek Cirebon). Adapun dari pernikahan Nyai Hindun dan KH. Yusuf melahirkan seorang putri tunggal yang bernama Nyai Hj. Jazilah Yusuf, beliau merupakan sosok yang bersahaja dan suka bersedekah, beliau merupakan seorang putri yang patuh terhadap orang tuanya. Dibuktikan dengan kesungguhan beliau dalam mengaji dan mempelajari al-qur’an langsung dengan orang tuanya (KH. Muhammad Munawwir) dan kakaknya yaitu KH. Abdul Qodir (anak ke 5 dari pernikahan K.H.Muhammad Munawwir dengan RA.Mursidah) sehingga beliau menjadi sosok yang dikagumi dan dihormati oleh keluarga dan masyarakat. Dari situlah awal penyebaran al-qur’an
yang beliau bawa sampai di pondok
pesantren kempek dan berkembang sampai sekarang.
Metode yang diterapkan sampai
sekarang ialah seperti yang didawuhkan oleh KH. Muhammad Munawwir yaitu “lisanku
tajwidmu” dimana dalam
pembelajarannya yaitu KH. M. Munawwir mencontohkan langsung didepan muridnya
dengan melafadzkan suatu ayat lengkap dengan loghatnya dan tajwid yang kini
terkenal dengan sebutan logat kempekan, disertai makhroj yang jelas dan
tartil, dan setelah selesai kemudian langsung diikuti oleh murid-muridnya.
Setelah KH. Yusuf Harun wafat,
Nyai Hindun menikah dengan KH. Umar Sholeh (adik tirinya KH. Yusuf) atas
permintaan keluarganya dan sebagai bukti sam’an
watho’atan agar
tetap mengembangkan ilmu al-qur’an di pondok pesantren kempek ( yang sekarang
dinamakan dengan pondok pesantren kempek putra dan al-Munawwiroh), juga untuk
menjaga tali persaudaraan dan tali kekeluargaan sehingga tidak harus pulang ke
Krapyak-Yogyakarta usai ditinggl wafat suaminya, serta untuk menjaga putri
tunggal beliau (dari pernikahan dengan kyai Yusuf) yang bernama Nyai Hj. Jazilah
Yusuf, yang pada saat itu juga Kyai Umar Sholeh sudah menjadi pewaris tunggal
Pondok Pesantren Kempek dalam usia 25 tahun menggantikan kakaknya KH. Yusuf
Harun sampai dengan wafatnya Nyai. Hindun kira-kira tahun 1975.
Kemudian Pondok Pesantren Kempek Al-Munawwiroh dikembangkan oleh putri tunggalnya yaitu Nyai
Hj. Jazilah Yusuf dan dibantu oleh sepupunya (cucu dari KH. M. Munawwir dengan
Nyai Rumyati yaitu putra dari Kyai Zaenuddin ) yang bernama K.H. Hamdan Zaenuddin
yang berkembang pada saat ini dikenal dengan pondok pesantren kempek putri
Al-Munawwiroh dan Pondok pesantren kempek putri Al-Husna. Nama pondok
al-Munawwiroh diambil dari nama kakeknya KH. M. Munawwir untuk menunjukkan asal
muasal al-qur’an kempekan. Sedangkan pondok al-Husna diambil dari nama
mertuanya Kyai. Hamdan Zaenuddin (K.H. Hasan Harun, ayahanda istri K.H.Hamdan Zaenuddin yaitu
Ny.Nafisah Hasan) yang merupakan anak dari KH. Harun Abdul Jalil. Ny. Hj.
Jazilah Yusuf lahir kira-kira pada tahun 1941 M dan masih hidup sampai sekarang
serta menjadi saksi satu-satunya perkembangan pondok pesantren Kempek. Ketika
kakeknya wafat (K.H. Muhammad Munawwir) pada bulan jumadil akhir 1354 H beliau
masih sangat kecil dan baru bisa merangkak. Menurut
cerita, pada saat itu Ny. Hj. Jazilah kecil sedang bermain uang logam yang
diputar-putarkan diatas lantai oleh ibunya didepan kakeknya saat K.H.Muhammad
menghembuskan nafas (Wallahu a‟lam). Adapun Ny.Hj.Jazilah Yusuf belajar ilmu
alqur’an langsung dengan ibunya, walaupun menurut cerita Bude Jazil (sapaan
akrab beliau) pernah ngaos (mengaji) al-qur’an di Jogja dengan saudara
yang ada disana hanya sampai dengan Q.S.Al-Mursalat karena pengajian disana
diawali dari juz 30 dan dilanjutkan ngaji sampai hatam dengan ibunya
((Ny.Hindun) dengan metode yang diajarkan sama persis dengan K.H. Muhammad Munawwir
hingga diturunkan kepada ponakan-ponakan dan saudaranya di Kempek dengan tanda
washol dan waqof yang tidak sama dengan patokan ahir ayat.
Oleh Anis Khoirunnisa S.Pdi
Oleh Anis Khoirunnisa S.Pdi